Selasa, 03 Maret 2009

AHMAD SUHERMAN, H.S.



Caleg DPR RI
Dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan)
Nomor Urut 1


”Ngawangun Kahirupan Politik Nu Santun Tur Amanah”

Berinteraksi dengan kehidupan rakyat kecil bukan merupakan hal baru bagi Suherman, H.S. Sejak remaja, ia sudah aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan. Dan dalam usia yang relatif masih muda, Suherman sudah terbiasa diamanahi jabatan-jabatan penting di tingkat nasional, semisal menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (Sekjen PB PMII).
Selain di PMII, Suherman juga tercatat aktif di beberapa organisasi tingkat nasional seperti GP Anshor dan organisasi kemahasiswaan di IAIN Jakarta. Putra asli Pamarican Ciamis ini juga kaya dengan berbagai pengalaman kerja, mulai dari penulis, wartawan, tenaga pendidik/guru, tenaga ahli hingga peneliti. Saat ini, selain menjabat Ketua Departemen Hubungan Kelembagaan Masyarakat DPP PPP, ia juga dipercaya menjadi Staf Khusus di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan staf salah seorang Anggota DPR RI.
Melihat seabrek pengalaman tersebut di atas, sangat wajar jika kemudian Suherman mendapat kepercayaan menempati nomor urut 1 pada daftar Caleg PPP untuk DPR RI, dari Daerah Pemilihan Ciamis, Banjar dan Kuningan.
Caleg Teureuh Ciamis yang gemar makan Cobek Lauk Tawes dan Sayur Basengek ini memiliki motto hidup Berkarya dan Bermanfaat Bagi Sesama. Karena itulah, salah satu alasan Suherman tertarik terjun di dunia politik adalah keinginannya untuk memberikan kontribusi dalam menyerap, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat melalui lembaga politik, untuk kemudian diperjuangkan menjadi program pembangunan yang mampu menyentuh kehidupan rakyat kecil. Meski belum menjadi anggota legislatif, Suherman sudah mampu membuktikan motto hidupnya, salah satu buktinya adalah dengan mendirikan SMA di Pamarican melalui Yayasan Amal Pendidikan Islam Pamarican (YAPIP) pada tahun 1987 – 1991.
Terkait dengan kondisi Ciamis saat ini, setidaknya ada empat hal yang menjadi perhatian Suherman. Pertama, masalah pengembangan ekonomi kerakyatan yang masih bertumpu di beberapa lokasi saja, alias belum merata. Kedua, sarana infrastruktur yang juga belum merata. Sarana infrastruktur seperti jalan tentunya sangat diperlukan untuk mendorong terciptanya peningkatan perbaikan kehidupan masyarakat Ciamis. Ketiga, sistem manajemen wisata yang harus terus dibenahi dan dikembangkan, agar bisa menjadi penunjang devisa utama bagi daerah. Dan keempat, menjaga dan terus membangun kehidupan beragama yang rahmatan lil ‘alamin.